Postingan

BRG fokus selamatkan gambut tebal dan dalam

Banjarmasin (ANTARA News) - Badan Restorasi Gambut fokus menyelamatkan keberadaan gambut yang masih tebal dan dalam di empat Kabupaten di Kalimantan Selatan, yaitu Barito Kuala, Tapin, Hulu Sungai Selatan dan Hulu Sungai Utara. Koordinator Pusat Study Kebencanaan Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Rosalina Kumalawati di Banjarmasin, Selasa mengatakan, saat ini pelaksanaan restorasi difokuskan pada upaya penyelamatan kondisi gambut yang masih bagus, yaitu tebal dan dalam. "Saat ini jumlah gambut kita yang kondisinya tebal dan dalam semakin sedikit sehingga perlu upaya penyelamatan secara intensif melalui program dan keterlibatan masyarakat sekitar," katanya. Menurut Rosalina, seperti di daerah Berambai Barito Kuala, dulu gambutnya cukup bagus dan sangat luas, tapi kini tinggal spot-spot. Bila kondisi tersebut tidak segera diantisipasi, maka dikhawatirkan gambut Kalsel yang tebal dan dalam akan semakin habis. "Selain pemulihan kondisi gambut pascabencana 2015, kita juga f

Adu Teknologi Indonesia dan Asing di Lahan Gambut

Data tentang ketinggian muka air di lahan gambut merupakan hal penting dalam pemantauan kemungkinan kebakaran lahan, namun peralatan yang ada saat ini masih belum bergerak dari kondisi beberapa dekade lalu. "Teknologi yang diharapkan adalah yang tidak perlu ke lapangan tapi bisa memantau dari manapun kita berada melalui internet dan telepon genggam. Teknologi ini juga harus memungkinkan kita mendapat datanya secara seketika (real time)," kata Ketua Dewan Riset Nasional (DRN) Dr Bambang Setiadi. Bambang mengatakan, saat ini Indonesia sangat membutuhkan alat pengukur tinggi muka air untuk lahan gambut, karena hasil riset menyebut adanya korelasi yang erat antara tinggi muka air di lahan gambut dengan munculnya titik api (hotspot) yang menjadi awal kebakaran lahan. Sejak beberapa tahun belakangan, Jepang gencar menawarkan teknologinya yang bernama Sesame, kepanjangan dari Sensory Data Transmission Service Assisted by Midori Engineering, yang sudah diujicobakan di sejumlah

BPPT Kembangkan Sistem Pemantauan Terpadu

Bencana hidrologi di daerah aliran sungai dan kebakaran hutan di lahan gambut dapat diantisipasi dengan menerapkan sistem peringatan dini berdasarkan hasil pemantauan permukaan air di kawasan itu. Hal inilah yang mendorong Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi mengembangkan sistem pemantauan parameter perairan menggunakan serangkaian sensor.  Dalam lokakarya di Perum Jasa Tirta II Jatiluhur, Purwakarta, Selasa (21/3), pakar instrumentasi dari BPPT, Sidik Mulyono, memaparkan sistem pemantauan sumber daya air terintegrasi. Sistem ini meliputi penginderaan jauh satelit multispektral dan radar serta sensor topografi untuk memantau tinggi muka air.  Data dari satelit kemudian dipadukan dengan hasil pemantauan di permukaan bumi, antara lain menggunakan geolistrik dan sistem pemantau tinggi muka air dengan sonar dan sensor.  Sistem pemantau yang disebut Morpawa (Monitoring Real Time Permukaan Air Waduk) dan Morpalaga (Monitoring Real Time Permukaan Air Lahan Gambut) ini dirancang ban

Teknologi Pengamatan Lahan Gambut Karya Indonesia

Indonesia tidak lama lagi akan memasuki musim kemarau yang kering. Dan dimasa kemarau, Indonesia cenderung kerap dikaitkan dengan kasus kebakara hutan utamanya kebakaran lahan gambut yang banyak ditemui di Kalimantan. Namun pada tahun ini mitigasi kebakaran lahan gambut rasanya akan lebih baik berkat adanya berbagai teknologi yang dikembangkan peneliti Indonesia oleh Badan Pengkajian dan Penelitian Teknologi (BPPT), Morpalaga. Seperti diberitakan Kantor Berita ANTARA, Ketua Dewan Riset Nasional (BRN), Dr. Bambang Setiadi menjelaskan bahwa teknologi yang dibutuhkan untuk lahan gambut saat ini setidaknya mampu melakukan pemantauan. Baik lewat internet maupun telepon genggam. "Teknologi ini juga harus memungkinkan kita mendapat datanya secara seketika (real time)," jelas Bambang. Secara lebih kongkrit, Bambang menjelaskan bahwa saat ini Indonesia sangat membutuhkan alat pengukur tinggi air muka untuk lahan gambut. Sebab pengetahuan tentang tingginya muka air akan mempengar